Selamat Ulang Tahun, Shakespeare!
Swastika, London
Setelah enam bulan lebih tinggal di London dan puluhan kali melewati Shakespeare’s Globe Theatre, selama ini saya hanya bertanya-tanya dalam hati, “Seperti apa panggung tempat karya-karya Shakespeare itu dipentaskan?”. Hari ini pertanyaan itu terjawab sudah, akhirnya saya masuk kesana. Horeeee!
Sebelum masuk teaternya kami terlebih dulu mengikuti guided walk selama 2 jam penuh. Yap! Kami berjalan kaki menyusuri situs-situs yang terkait dengan hidup dan karya pujangga Inggris ini. Acara jalan kaki ini resminya dimulai di sebuah gereja di kawasan Shoreditch. Tapi, bagi saya dan Citta, perjalanan kami mulai dari mencari "Dimanakah Lynette chruch itu?". Gereja ini adalah starting point sekaligus tempat ngumpul dengan anggota rombongan lain. Petunjuknya hanya ‘di dekat Liverpool Street Station’. Kami berdua menyusuri jalan-jalan di sekitar Liverpool Street. Tapi sampe kiamat juga nggak akan ketemu Lynette Chuch itu karena ternyata salah dengar! Nama gereja yang sesungguhnya kami cari adalah St. Leonard Church! Huhuhuuu… Jauuuh deeeh...
Dari St. Leonard Church setiap anggota rombongan diberi setangkai mawar merah, dan mulailah berjalan kaki. Oya, rombongan kami ada 10 orang, termasuk saya, Citta dan Dorin. Dorin inilah yang memberi saya 2 tiket gratis Shakespeare walk. Harga aslinya 12 pound loh… Lumayan kan? Selama hubungan baik selalu kita jaga, rejeki tak kan kemana.
walaupun namanya guided walk, jangan harap ada pemandu yang menunjukkan jalan dan menjelaskan ada apa di kanan-kiri kita. Ternyata perjalanan ini mirip nyari harta karun. Kami dibekali secarik kertas berisi daftar tempat yang harus didatangi dan petunjuk jalan secara tertulis. Di kertas itu dijelaskan ‘jejak’ Shakespeare yang harus kami temukan di tiap lokasi. Ada juga cerita ringkas arti tempat itu bagi Shakespeare. Uniknya, di setiap akhir petunjuk jalan, ada satu-dua kalimat indah dari 154 baris soneta pujangga Inggris yang hidup di abad ke-16 itu. Wah.. seru banget! Jadi inget masa pramuka dulu!
“Turn into Bateman’s Row, walk past New Inn Square and New Inn Yard. You are now entering the area where vioces of Romeo, Juliet, Richard III and Falstaff were first heard.” Itu sedikit cuplikan dari petunjuk jalan yang membimbing kami ke Curtain Theatre, tempat Shakespeare pertama kali mementaskan karyanya. Sayang, bangunan ini sekarang telah berubah jadi gedung modern. Satu-satunya peninggalan sejarah hanyalah plakat yang ditempel di dinding, menjelaskan ini dulunya teater pertama Shakespeare.
Kami terus berjalan. Di Primrose Street, tiba-tiba kok rasanya ada yang merogoh back pack saya nih... Spontan saya nengok ke belakang, dan seorang perempuan memang merogoh tas, mengambil HP, lalu lari ke jalan! Segera saya kejar dooong... sambil berteriak "SHE TOOK MY PHONE!!" Kita tarik-tarikan HP di tengah jalan. Saya menang. HP kembali di tangan. Lalu perempuan itu, yang masih berdiri di tengah jalan, mulai membaca sajak dari sonetnya Shakespeare! Kali ini tentang trust. Wah... ternyata dia aktris! Dan dia sengaja 'mencopet' sebagai bagian dari acara kita.. ck ck ck!
“The country gives me proof and precedent of Bedlam beggars.” Kutipan dari King Lear (2.2), satu-satunya play karya Shakespeare yang sanggup saya baca sampai tuntas bukunya, dulu sekali. Perjalanan berlanjut ke George’s Yard, the Monument dan Southwark Cathedral. Di dalam katedral ini ada patung Shakespeare, seukuran aslinya, dalam pose andalannya yang terkenal itu!
Perjalanan kami tentunya berakhir di Shakespeare's Globe Theatre, teater kuno yang legendaris. Teater ini di desain dan dibangun tahun 1599, lalu menjalani renovasi besar di abad ke-18. Shakespeare’s Globe yang ada sekarang ini dibangun oleh aktor dan sutradara berkebangsaan Amerika, Sam Wanamaker. Ini salah satu bukti kalau Shakespeare sudah go international!
Teater open air yang terletak persis di sisi selatan Sungai Thames ini sungguh luar biasa! Semua terbuat dari kayu, panggung tinggi dengan pilar-pilar gaya romawi, dan façade bangunan mewah jaman dulu. Tempat duduknya penontonnya mengelilingi panggung, juga dari kayu dan bertingkat-tingkat. Ada yard juga loh! Yard ini adalah tempat buat penonton berdiri persis di depan panggung. Kalau suka nonton konser musik di kelas festival, rasanya cocok nonton play-nya Shakespeare di kelas yard ini. Secara keseleruhan, persis kayak yang ada di film Shakespeare In Love! Saya jadi berandai-andai, kapan ya bisa nonton Antony & Cleopatra atau The Comedy of Errors disini? Mungkinkah 23 April 2006, saat Shakespeare berulang tahun ke 442? To be or not to be, selamat ulang tahun Shakespeare!
Keterangan photo:
(1) Seorang aktor sedang ber-monolog dengan sekaleng bir. mabuk ceritanya!
(2) Patung Shakespeare dalam pose andalannya!
(3) Menyusuri taman ke arah St Botolph Church
Setelah enam bulan lebih tinggal di London dan puluhan kali melewati Shakespeare’s Globe Theatre, selama ini saya hanya bertanya-tanya dalam hati, “Seperti apa panggung tempat karya-karya Shakespeare itu dipentaskan?”. Hari ini pertanyaan itu terjawab sudah, akhirnya saya masuk kesana. Horeeee!
Sebelum masuk teaternya kami terlebih dulu mengikuti guided walk selama 2 jam penuh. Yap! Kami berjalan kaki menyusuri situs-situs yang terkait dengan hidup dan karya pujangga Inggris ini. Acara jalan kaki ini resminya dimulai di sebuah gereja di kawasan Shoreditch. Tapi, bagi saya dan Citta, perjalanan kami mulai dari mencari "Dimanakah Lynette chruch itu?". Gereja ini adalah starting point sekaligus tempat ngumpul dengan anggota rombongan lain. Petunjuknya hanya ‘di dekat Liverpool Street Station’. Kami berdua menyusuri jalan-jalan di sekitar Liverpool Street. Tapi sampe kiamat juga nggak akan ketemu Lynette Chuch itu karena ternyata salah dengar! Nama gereja yang sesungguhnya kami cari adalah St. Leonard Church! Huhuhuuu… Jauuuh deeeh...
Dari St. Leonard Church setiap anggota rombongan diberi setangkai mawar merah, dan mulailah berjalan kaki. Oya, rombongan kami ada 10 orang, termasuk saya, Citta dan Dorin. Dorin inilah yang memberi saya 2 tiket gratis Shakespeare walk. Harga aslinya 12 pound loh… Lumayan kan? Selama hubungan baik selalu kita jaga, rejeki tak kan kemana.
walaupun namanya guided walk, jangan harap ada pemandu yang menunjukkan jalan dan menjelaskan ada apa di kanan-kiri kita. Ternyata perjalanan ini mirip nyari harta karun. Kami dibekali secarik kertas berisi daftar tempat yang harus didatangi dan petunjuk jalan secara tertulis. Di kertas itu dijelaskan ‘jejak’ Shakespeare yang harus kami temukan di tiap lokasi. Ada juga cerita ringkas arti tempat itu bagi Shakespeare. Uniknya, di setiap akhir petunjuk jalan, ada satu-dua kalimat indah dari 154 baris soneta pujangga Inggris yang hidup di abad ke-16 itu. Wah.. seru banget! Jadi inget masa pramuka dulu!
“Turn into Bateman’s Row, walk past New Inn Square and New Inn Yard. You are now entering the area where vioces of Romeo, Juliet, Richard III and Falstaff were first heard.” Itu sedikit cuplikan dari petunjuk jalan yang membimbing kami ke Curtain Theatre, tempat Shakespeare pertama kali mementaskan karyanya. Sayang, bangunan ini sekarang telah berubah jadi gedung modern. Satu-satunya peninggalan sejarah hanyalah plakat yang ditempel di dinding, menjelaskan ini dulunya teater pertama Shakespeare.
Kami terus berjalan. Di Primrose Street, tiba-tiba kok rasanya ada yang merogoh back pack saya nih... Spontan saya nengok ke belakang, dan seorang perempuan memang merogoh tas, mengambil HP, lalu lari ke jalan! Segera saya kejar dooong... sambil berteriak "SHE TOOK MY PHONE!!" Kita tarik-tarikan HP di tengah jalan. Saya menang. HP kembali di tangan. Lalu perempuan itu, yang masih berdiri di tengah jalan, mulai membaca sajak dari sonetnya Shakespeare! Kali ini tentang trust. Wah... ternyata dia aktris! Dan dia sengaja 'mencopet' sebagai bagian dari acara kita.. ck ck ck!
“The country gives me proof and precedent of Bedlam beggars.” Kutipan dari King Lear (2.2), satu-satunya play karya Shakespeare yang sanggup saya baca sampai tuntas bukunya, dulu sekali. Perjalanan berlanjut ke George’s Yard, the Monument dan Southwark Cathedral. Di dalam katedral ini ada patung Shakespeare, seukuran aslinya, dalam pose andalannya yang terkenal itu!
Perjalanan kami tentunya berakhir di Shakespeare's Globe Theatre, teater kuno yang legendaris. Teater ini di desain dan dibangun tahun 1599, lalu menjalani renovasi besar di abad ke-18. Shakespeare’s Globe yang ada sekarang ini dibangun oleh aktor dan sutradara berkebangsaan Amerika, Sam Wanamaker. Ini salah satu bukti kalau Shakespeare sudah go international!
Teater open air yang terletak persis di sisi selatan Sungai Thames ini sungguh luar biasa! Semua terbuat dari kayu, panggung tinggi dengan pilar-pilar gaya romawi, dan façade bangunan mewah jaman dulu. Tempat duduknya penontonnya mengelilingi panggung, juga dari kayu dan bertingkat-tingkat. Ada yard juga loh! Yard ini adalah tempat buat penonton berdiri persis di depan panggung. Kalau suka nonton konser musik di kelas festival, rasanya cocok nonton play-nya Shakespeare di kelas yard ini. Secara keseleruhan, persis kayak yang ada di film Shakespeare In Love! Saya jadi berandai-andai, kapan ya bisa nonton Antony & Cleopatra atau The Comedy of Errors disini? Mungkinkah 23 April 2006, saat Shakespeare berulang tahun ke 442? To be or not to be, selamat ulang tahun Shakespeare!
Keterangan photo:
(1) Seorang aktor sedang ber-monolog dengan sekaleng bir. mabuk ceritanya!
(2) Patung Shakespeare dalam pose andalannya!
(3) Menyusuri taman ke arah St Botolph Church
udah gue submit ke moderator, tapi rupanya nggak lolos seleksi. kalah bersaing sama foto gue jalan2! hahahaha... *narsis-mode on*
Posted by swastika | 7:40 pm